Tampilkan postingan dengan label Migas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Migas. Tampilkan semua postingan

Rabu, 05 Juli 2017

Belajar Matlab



BAB V
PERANCANGAN APLIKASI PROGRAM
Setelah melakukan analisis untuk memperoleh data mengenai keekonomisan operasi fishing job pada sumur tersebut, maka selanjutnya adalah merancang sebuah program yang dapat digunakan untuk membantu mengalisis keekonomisan operasi fishing job dengan cepat, dapat memperoleh hasil yang sama jika dilakukan dengan analisis secara manual, lebih efisien dan menarik serta mudah digunakan oleh siapapun (user friendly). Program ini dirancang untuk menghitung Economic Fishing Time sehingga dinamakan Program EFT Calculation.
Proses perancangan program EFT Calculation dapat dilakukan dengan menggunakan GUI pada software Matlab R2008b. Perancangan program EFT Calculation dibagi menjadi empat tahapan. Tahap pertama, perancangan figure atau tampilan muka program (form) pada layout GUI beserta elemen-elemen didalamnya seperti menu, tombol, kotak teks, label dan lainnya. Tahap kedua, pengkodingan atau penyusunan algoritma dengan bahasa pemrograman Matlab R2008b untuk setiap elemen yang dibuat dalam form pada M-Filenya masing-masing. Tahap ketiga, me-running layout GUI tersebut sehingga akan menghasilkan sebuah kode generasi matlab (generated codes) dan tampilan window yang sesungguhnya dan tahapan yang keempat adalah mengkonversi file GUI menjadi file aplikasi (*.exe)
5.1                   Perancangan Form pada Layout GUI
Tahapan awal dalam merancang form pada layout GUI yaitu dengan membuka window layout GUI dengan mengetik guide pada comman window setelah perintah tersebut di enter / run maka akan menampilkan kotak dialog yang menampilkan beberapa option , pilih Create New GUI >>Blank GUI (default), perintah ini digunakan untuk memulai layout dari keadaan yang baru. Setelah menekan OK, maka akan menampilkan suatu window layout kosong yang berisi banyak toolbar sehingga kita dapat merancang sesuai yang diinginkan.
Ada beberapa form yang dirancang untuk mendukung Program EFT Calculation, yaitu:  Form Utama, Form EFT SOP Drilling, Form Probability of Success, Form Risked Fishing Cost, Form EFT SPE, Form Calculator, Form Formula.
Bagan Struktur Program EFT Calculation dapat dilihat pada gambar 5. 1 berikut.Gambar 5.1
Gambar 5.1 Bagan Struktur Program EFT Calculation

5.1.1             Rancangan Form Utama
Form utama merupakan jendela utama dalam penggunaan Program EFT Calculation.  Pada menu utama menampilkan beberapa menu utama, yakni : EFT SOP Drilling, Probability of Success, Risked Fishing Cost, EFT SPE.
Rancangan form utama dapat dilihat pada gambar 5.2 berikut.Gambar 5.2
Gambar 5.2 Tampilan Form Utama

Minggu, 22 Juli 2012

Company man


Mr. From Thai, Razes, Mirza (kiri-kanan blkg)Jefry Taek
Siapa Company Man itu?

Company Man adalah orang yang mewakili perusahaan yang sedang beroperasi di
wilayah tertentu dan menjalankan tugas2nya untuk kepentingan2 perusahaan,
yang berkedudukan di lokasi drilling (di rig). Seorang Company Man bertugas
dan bertanggung jawab 24 jam sehari (7 hari seminggu) atas seluruh aktifitas
pengeboran di rig. Dalam aktifitas sehari2, Company Man bisa aja dibantu
oleh Junior Company Man atau drilling engineer dan juga oleh seorang
Drilling Logistic Coordinator (Materials Man).



Senin, 04 Juni 2012

PLUG CEMENTING

PLUG CEMENTING
Plug cementing adalah penempatan cement slurry ke dalam sumur dengan tujuan agar tercipta solid seal atau plug. Plug cementing biasa dilakukan untuk :
- Membuat base untuk kegiatan open hole
- Untuk mengatasi lost circulation selama drilling
- Untuk menutup sumur yang sudah tidak produktif ataupun dry hole
- Menutup zona yang sudah tidak produktif
- Untuk menutup zona air yang terletak di bawah zona minyak dengan tujuan untuk open hole completion.


Beberapa placement method yang sering digunakan dalam melakukan kegiatan plug cementing

Minggu, 03 Juni 2012

Sabtu, 02 Juni 2012

Fungsi Lumpur

Meskipun hingga saat ini sangat banyak diperoleh berbagai produk lumpur pemboran yang dikomersilkan untuk tujuan pemboran, namun penggunaannya memiliki maksud dan tujuan yang sama. Penggunaan lumpur pemboran adalah sebagai fluida yang berperan untuk mencapai keberhasilan suatu program pemboran. Sifat-sifat lumpur pemboran harus dapat memberikan keamanan dan laju pemboran. Penggunaan lumpur dikontrol oleh sifat-sifat yang sering dijumpai di lapangan yang akan menjadi obyek untuk proyek pemboran dengan pertimbangan tersedianya biaya yang akan dianggarkan untuk penggunaan dan perawatan lumpur. Dimana pengeluaran harus sesuai dengan perencanaan dan effisiensi jika dilakukan penggunaan lumpur dengan fungsi yang dibutuhkan. Dengan penilaian demikian dapat diperoleh faktor yang harus dicapai agar fungsi lumpur dapat berjalan secara optimal.
Walaupun semua lumpur memiliki tujuan yang sama, sifat-sifat lumpur sangat dipengaruhi oleh pertimbangan untuk memfasilitasi keperluan laju pemboran (rate), keamanan (safety) dan program penyelesaian suatu sumur. Fungsi lumpur pemboran itu sendiri meliputi :
  1. Mengangkat cutting ke permukaan,
  2. Mengontrol tekanan formasi,
  3. Menahan Dinding Lubang bor,
  4. Menahan Sebagian Berat Drillstring & Casing,
  5. Sebagai Tenaga Pengerak,
  6. Sebagai Media Informasi,
  7. Sebagai Media Logging,
  8. Menahan cutting selama sikulasi dihentikan,
  9. Mendinginkan dan melumasi bit dan drillstring.

Sifat Fisik Lumpur

Komposisi dan sifat–sifat lumpur bor sangat berpengaruh terhadap operasi pemboran, perencanaan casing, drilling rate dan komplesi. Misalnya pada daerah batuan lunak, pengontrolan sifat–sifat lumpur sangat diperlukan tetapi didaerah batuan–batuan keras sifat–sifat ini tidak terlalu kritis, sehingga air biasapun kadang–kadang dapat digunakan. Dengan ini dapat dikatakan bahwa sifat–sifat geologi suatu daerah menentukan pula jenis–jenis lumpur yang akan digunakan. Adapun sifat–sifat lumpur pemboran tersebut adalah : densitas, viscositas, gel strength, filtration loss dan mud cake, kandungan padatan, kandungan minyak dalam lumpur serta kandungan hidrogen.
1. Densitas
Densitas lumpur yang dipilih biasanya serendah mungkin untuk mencapai laju pemboran yang optimum tetapi bisa menahan tekanan formasi.  Selain itu densitas lumpur dijaga agar tidak melebihi  gradien rekah formasi, karena bisa menyebabkan hilangnya lumpur pada bagian formasi yang rekah. Densitas lumpur pemboran dinyatakan dalam berat fluida pemboran per satuan volume dan biasanya diukur menggunakan mud balance, dengan satuan ppg atau lb/ft3. Efek densitas lumpur terhadap laju pemboran terutama adalah adanya tekanan hidrostatik lumpur.
Dengan adanya tekanan hidrostatik ini akan timbul selisih tekanan antara tekanan hidrostatik dengan tekanan formasi.  Bila selisih tekanan ini besar, serbuk bor hasil pemboran akan sulit diangkat dari dasr lubang bor.  Keadaan ini disebut chip hold down effect.  Akibat dari keadaan ini, serbuk bor akan dibor ulang (regrinding/recutting) sehingga laju pemboran akan menurun.  Tekanan hidrostatik lumpur dapat dinyatakan sebagai :

Lumpur pemboran

 Pengantar 
Lumpur Pemboran (Drilling Fluid, Drilling Mud) merupakan salah satu sarana pentingdalam operasi pemboran sumur-sumur minyak dan gas bumi untuk mencapai target yangdirencaanakan. Ia berupa larutan (suspensi) berbagai bahan kimia dan mineral didalam air atau minyak dengan komposisi tertentu, sehingga nampak seperti lumpur dan karena itudiberi nama lumpur pemboran. Lumpur bor ini bekerja dengan jalan disirkulasikan meng-gunakan pompa lumpur (Mud Pump) yang kuat, masuk kedasar lubang melalui pipa bor dan naik kepermukaan melalui annulus (ruang antara pipa bor dan dinding sumur) sambilmembawa tahi bor (cuttings). Dipermukaan terdaapat tangki-tangki pengendap dan alat-alat pemisah (Solid Control Equipment) untuk memisahkan dan membersihkan lumpur dari cuttings, untuk kemudian disrkulasikan kembali kedalam lubang bor. Tekanan dari pompa oleh lumpur ditransformasikan menjadi energi hydraulik yang dipakai untuk men- jalankan fungsi fungsi external seperti mengankut cutting, membersihkan bit, memutar mud motor dalam pemboran berarah. Disamping itu lumpur juga memiliki potensi energiyang berasal dari bahan-bahan kimia dan mineral yang dikandungnya (potensi fisiko-kimia) untuk menjalankan fungsi internal seperti menigkatkan kekentalan, berat jenis(tekanan hydrostatis), enkapsulasi (mencegah disinegrasi), gel strength (mencegah pengendapan cutting) dsb.
1.     

Penyemenan sumur minyak dan gas bumi

Penyemenan pada sumur pemboran adalah suatu proses pencampuran (mixing) dan pendesakan (displacement) bubur semen (slurry) melalui casing sehingga mengalir ke atas melewati annulus di belakang casing sehingga casing terikat ke formasi . Pada umumnya penyemenan bertujuan untuk melekatkan casing pada dinding lubang bor, melindungi casing dari masalah-masalah mekanis sewaktu pemboran berlangsung (seperti torsi yang tinggi dan lain-lain), melindungi casing dari fluida formasi yang bersifat korosif dan untuk memisahkan zona yang lain di belakang casing. Penyemenan merupakan faktor yang paling penting dalam operasi pemboran sehingga dapat mereduksi kemungkinan-kemungkinan permasalahan secara mekanis sewaktu melakukan pemboran pada trayek selanjutnya.
Menurut alasan dan tujuannya,penyemenan dapat dibagi menjadi dua yaitu: Primary cementing (penyemenan utama) dan secondary cementing (penyemenan yang kedua atau perbaikan). Primary cementing adalah adalah proses penyemanan yang dilakukan pertama kali setelah casing di turunkan ke dalam lubang bor. Sedangkan secondary cementing adalah penyemenan yang dilakukan dikarenakan tidak sempurnanya penyemenan pertama (gagal).
Penyemenan sumur digolongkan menjadi dua bagian :

The Power of Curiosity and Non-Judgmental Mindset in Personal Growth

  The Power of Curiosity and Non-Judgmental Mindset in Personal Growth Curiosity and a non-judgmental mindset are two powerful traits that c...