Minggu, 22 Juli 2012

crew rig

KRU PEKERJAAN DI RIG DRILLING ATAUPUN RIG WORKOVER/WELLSERVICE

Untuk melaksanakan suatu operasi di Rig, baik drilling, WorkOver maupun Well Service, dibutuhkan kru-kru yang akan menjalankan suatu pekerjaan.
Berikut inni adalah jabatan-jabatan untuk pekerjaan di Rig (Drilling/Workover) :
1. Roustabout
Pekerjaan : Bekerja diatas tanah, contoh:mengangkat pipa, membersihkan,dll
Sertifikasi : N/A
2. Floorman
Pekerjaan : Bekerja di rig floor (contoh: nyambung dan nglepas pipa)
Sertifikasi : OLB (Operator Lantai Bor)
3. Derrickman
Pekerjaan : Bekerja di menara rig/monkeyboard
Sertifikasi : OMB (Operator Menara Bor)
4. Driller
Pekerjaan : Bekerja di Driller Console (contoh: mencet2 tombol, gas, brake untuk mengendalikan drawwork, drilling line, rotary)
Sertifikasi : JB (Juru Bor)
5. Tool Pusher
Pekerjaan : Mengawasi dan memimpin suatu operasi
Sertifikasi : JB, APB (Ahli Pengendali Bor), IADC WellCAP Well Control (optional)
6. Company man
Pekerjaan : Perwakilan perusahaan pemilik sumur yang memberikan keputusan dan bersama tool pusher mengawasi jalannya operasi.
Sertifikasi : JB, APB (Ahli Pengendali Bor), IADC WellCAP Well Control
Nomor 1-4 adalah karyawan kontraktor pemboran (contoh: PT.SPA, Bormindo, Century, dll). Pada umumnya sertifikasi dilakukan dengan biaya sendiri (Kecuali beberapa kasus pada beberapa perusahaan).
Nomor 5 adalah karyawan Oil Company. Pada umumnya sertifikasi di biayai oleh perusahaan.
OLB, OMB, JB, APB adalah sertifikasi standard BPMigas.
IADC WellCAP Well Control adalah sertifikasi untuk mengendalikan kick, BlowOut standard dari IADC (International Association of Drilling Contractors)

pemboran

Tujuan utama dalam operasi pengeboran adalah membuat lubang secara cepat, ekonomis, dan aman hingga menembus formasi produktif. Operasi pengeboran merupakan pekerjaan yang membutuhkan biaya besar, teknologi tinggi, dan beresiko tinggi. Para personel yang bekerja pada operasi pengeboran harus mempunyai pengetahuan yang baik tentang keselamatan kerja. Oleh karena itu orang yang bekerja di lapangan harus memiliki sertifikat dari Direktorat Lingkungan yaitu LSPPTTMIGAS. Selain itu terdapat juga tingkatan bagi orang – orang yang bekerja di pengeboran, yaitu :
  1. Floor Man ( Operator Lantai Bor )
  2. Monkey Man ( Operator Menara Bor )
  3. Driller ( Juru Bor )
  4. Company Man ( Ahli Pengendali Bor )
Terdapat tahapan – tahapan yang harus dilalui sebelum dilakukan pengeboran, yaitu :
  1. Perizinan
  2. Persiapan Jalan Ke Lokasi ( untuk memperhatikan keselamatan kerja )
  3. Persiapan Lokasi ( mempersiapkan tempat untuk pengeboran ), terbagi :
    1. Pengeboran Darat
                                                              i.      Meratakan Lokasi
                                                            ii.      Pengerasan Lokasi
                                                          iii.      Membuat Kolam – Kolam Penampung ( Mud Pit )
                                                          iv.      Membuat Cellar
    1. Pengeboran Laut
  1. Persiapan Air ( sebagai bahan pembuat lumpur pengeboran )
  2. Persiapan Peralatan Pengeboran
    1. Transportasi ( untuk menghindari penumpukan peralatan di lokasi )
                                                              i.      Transportasi Darat
                                                            ii.      Transportasi Laut
                                                          iii.      Transportasi Udara
    1. Rig Up ( merangkai peralatan pengeboran di lokasi dan mendirikan menara ). Tahap rigging up :
                                                              i.      Cellar
                                                            ii.      Substructure
                                                          iii.      Floor
                                                          iv.      Prime Mover
                                                            v.      Draw Work ( selesainya tahap ini dapat digunakan untuk mendirikan derrick )
Dalam kegiatan pengeboran sendiri terdapat lima sistem yang sangat penting dalam kelancaran proses pengeboran, yaitu :
  1. Sistem Tenaga ( Power System )
Terdiri dari power supply equipments, yang dihasilkan oleh mesin – mesin besar yang dikenal dengan nama “prime mover” dan distribution equipments. Berfungsi untuk mendukung jalannya kegiatan pengeboran. Penggunaan prime mover ditentukan oleh besarnya tenaga pada sumur yang didasarkan pada casing program dan kedalaman sumur.
  1. Sistem Angkat ( Hoisting System )
Fungsi utama dari sistem ini adalah memberikan ruang kerja yang cukup untuk pengangkatan dan penurunan rangkaian pipa bor dan peralatan lainnya. Sistem angkat terdiri dari dua bagian utama, yaitu :
    1. Supporting Structure ( Rig )
Merupakan konstruksi menara yang ditempatkan di atas titik bor. Fungsi utamanya sebagai penyangga peralatan – peralatan pengeboran dan memberi ruang yang cukup untuk operasi pengeboran. Terdiri dari drilling tower, sub structure, dan rig floor. Drilling tower berfungsi untuk mendapatkan ruang vertikal yang cukup untuk menaikkan dan menurunkan rangkaian pipa bor dan casing ke dalam lubang bor selama operasi pengeborang berlangsung. Ada tiga jenis dari drilling tower, yaitu :
1.      Conventional Standard Derrick
2.      Portable Skid Mast
3.      Mobile atau Treiler Mounted Type Mast
 Substructure adalah konstruksi kerangka baja sebagai platform yang dipasang langsung diatas titik bor. Tinggi substructure ditentukan oleh jenis rig dan ketinggian blow out preventer stack. Rig floor ditempatkan diatas substructure. Berfungsi untuk menampung peralatan – peralatan pemboran yang kecil, tempat berdirinya menara, mendudukan drawwork, tempat kerja driller, dan rotary helper. Susunan lantai bor sendiri terdiri dari :
1.      Rotary Table ( memutar rangkaian pipa bor )
2.      Rotary Drive ( meneruskan daya dari drawwork ke meja putar )
3.      Drawwork ( hoisting mechanisme pada rotary drilling rig )
4.      Drilles Console ( pusat instrumentasi drilling rig )
5.      Make Up and Break Out Tongs ( penyambung atau pelepas drill pipe dan drill collar )
6.      Mouse Hole ( tempat dimana drill pipe diletakkan saat dilakukan penyambungan pada Kelly dan rangkaian pipa bor )
7.      Rat Hole ( dimana Kelly ditempatkan saat berlangsung cabut pasang pipa )
8.      Dog House (rumah kecil yang digunakan sebagai ruang kerja driller dan penyimpanan alat – alat kecil )
9.      Pipe Ramp ( jembatan penghubung antara catwalk dengan rig floor )
10.  Catwalk ( untuk menyimpan pipa yang akan ditarik ke lantai bor lewat pipe ramp )
11.  Hydraulic Cathead (untuk menyambung dan melepas sambungan jika dipasang drill pipe atau drill collar akan ditambahkan atau dikurangi dari drill stem pada saat tripping yaitu masuk atau keluar dari sumur bor )
Untuk ukuran menara pengeboran yang penting adalah kapasitas, tinggi, luas lantai dan tinggi lantai bor.
    1. Hoisting Equipments, terdiri dari :
1.      Drawwork
Merupakan otak dari derrick atau suatu unit pengeboran, dimana seorang driller melakukan dan mengatur operasi pengeboran. Drawwork biasanya dihubungkan dengan prime mover dan diletakkan didekat meja putar.
2.      Overhead Tools
Merupakan rangkaian sekumpulan peralatan yang terdiri dari crown block, traveling block, hook, dan elevator
3.      Drilling Line
Terdiri dari dead line, fast line, drilling line, supply, dan dead line anchor. Digunakan untuk menahan beban pada hook. Terbuat dari kawat baja yang kecil dan diatur menjadi sebuah lilitan. Lilitan ini terdiri dari enam kumpulan dan satu bagian tengah “core”. Biasanya drilling line ini digunakan kurang dari enam puluh jam, jika lebih dari itu dikhawatirkan drilling line akan putus dan menyebabkan kecelakaan.
  1. Sistem Putar ( Rotary System )
Fungsi utamanya adalah untuk memutar rangkaian pipa bor dan juga memberikan beratan di atas pahat untuk member suatu formasi. Terdiri dari :
    1. Rotary Table
Dipasang pada lantai bor dengan posisi tegak lurus traveling block, bagian tengahnya terdapat lubang tempat master bushing dipasang.
    1. Master Bushing
Disebut juga bantalan dan didalamnya terdapat bowl.
    1. Kelly Bushing
Menyatukan master bushing dengan pin drive. Saat Kelly bushing berada di atas master bushing, pin drive masuk ke dalam pin hole.
    1. Kelly
Merupakan rangkaian pipa bor yang paling atas dimana bentuk luarnya dapat berbentuk segi empat, segi tiga, dan segi enam. Hal ini untuk memudahkan rotary table memutar Kelly. Kelly dapat dimasukkan ke dalam Kelly bushing.
    1. Swivel
Ujung teratas rangkaian pipa bor. Berfungsi untuk memberikan kebebasan pada pipa bor untuk berputar, memberikan perpaduan gerak vertikal dengan gerak berputar dapat bekerja bersama – sama, penghubung rotary hose dengan Kelly.
    1. Drill Pipe
Drill pipe merupakan rangkaian pipa bor terpanjang ( jumlah paling banyak dalam satu rangkaian pipa bor ), fungsinya untuk menghubungkan Kelly dengan drill collar dan mata bor di dasar lubang bor, memberikan rangkaian panjang pipa bor, memungkinkan naik turunnya mata bor, meneruskan putaran dari meja putar ke meja bor, meneruskan aliran lumpur bor dari swivel ke mata bor. Terdapat dua tipe utama dari drill pipe, yaitu :
1.      Standart Drill Pipe ( digunakan di permukaan sampai top drill collar )
2.      Heavy Weight Drill Pipe ( digunakan pada kondisi khusus )
Drill pipe juga memiliki tiga range yang berbeda, yang fungsinya untuk mempermudah pemesanan dan pemasangannya. Tiga range tersebut terdiri dari :
1.      ( 18 – 22 ) feet
2.      ( 27 – 30 ) feet
3.      ( >34 ) feet
Drill pipe di cepu merupakan produksi tahun ’76, satuan berat nominalnya pound per feet. Terbagi menjadi box, body, pin, dan protector. Ukuran ulir pin sendiri harus diukur dan sama, agar dapat masuk ke dalam box saat dipasang. Terdapat 6 jenis trade pada drill pipe, yaitu :
1.      High Full
2.      Full Hole
3.      Wide Open
4.      Slim Hole
5.      Regular Hole
6.      H 90
Selain itu tiap – tiap drill pipe memiliki perbedaan warna ( kode warna ) pada box drill pipe. Pemberian kode warna ini menunjukan berapa kali drill pipe telah digunakan. Kode warna pada drill pipe yaitu :
1.      1 – 2 ( kuning )
2.      3 – 4 ( hijau )
3.      4 – 5 ( merah )
    1. Drill Collar
Berbentuk seperti drill pipe tetapi diameter dalamnya lebih kecil dan diameter luarnya sama dengan diameter luar “tool joint” DP. Sehingga dinding DC lebih tebal dari DP. Ditempatkan pada rangkaian pipa bor bagian bawah diatas mata bor. Fungsi utamanya sebagai pemberat, membuat putaran rangkaian pipa bor stabil, memperkuat bagian bawah dari rangkaian pipa bor. Ada tiga jenis drill collar yaitu :
1.      Standard Drill Collar
2.      Spiralled Drill Collar
3.      Zipped Drill Collar
    1. Mata Bor
Merupakan ujung dari rangkaian pipa bor yang langsung menyentuh formasi dengan fungsi menghancurkan dan menembus formasi. Jenis – jenis mata bor yaitu :
1.      Drag Bit ( mempunyai roda yang dapat bergerak dan member dengan gaya keruk dari blandeznya )
2.      Roller – Cone Bit ( bit yang mempunyai kerucut yang dapat berputar untuk menghancurkan batuan )
3.      Diamond Bit ( membor batuan berdasarkan penggoresan dari butir – butir intan yang dipasang pada matrix besi.

  1. Sistem Sirkulasi ( Circulation System )
Tersusun oleh empat sub komponen utama, yaitu :
    1. Drilling Fluid ( Lumpur Pengeboran )
Lumpur pengeboran pada mulanya berfungsi sebagai pembawa cutting dari dasar lubang bor ke permukaan. Lumpur pengeboran mempunyai fungsi penting dalam operasi pengeboran, antara lain :
1.      Mengangkat cutting ke permukaan
2.      Mengontrol tekanan formasi
3.      Mendinginkan dan melumasi bit dan drill string
4.      Memberi dinding pada lubang bor dengan mud cake
5.      Menahan cutting saat sirkulasi dihentikan
6.      Mengurangi sebagian berat rangkaian pipa bor
7.      Melepas cutting dan pasir di permukaan
8.      Mendapatkan informasi ( mud logging, sample log )
9.      Sebagai media logging
    1. Preparation Area
Ditempatkan pada tempat dimulainya sirkulasi lumpur, yaitu di dekat pompa lumpur, terdiri dari peralatan – peralatan yang diatur untuk memberikan fasilitas persiapan atau treatment lumpur bor yang meliputi mud house, steel mud pits, mixing hopper, chemical mixing barrel, water tanks, dan reserve pit.
    1. Circulating Equipment
Berfungsi mengalirkan lumpur dari mud pit ke rangkaian pipa bor dan nail ke annulus membawa serbuk bor ke permukaan menuju ke solid control equipments, sebelum kembali ke mud pits untuk disirkulasikan kembali. Peralatannya terdiri dari mud pit, mud pump, pump discharge and return line, stand pipe, dan rotary hose.
    1. Solid Control Equipment
Ditempatkan didekat rig. Terdiri dari peralatan – peralatan khusus yang digunakan untuk ”clean up” lumpur bor setelah keluar dari lubang bor. Fungsi utamanya adalah memisahkan lumpur dari cutting dan gas yang terikut.
  1. Sistem Pencegahan Semburan Liar ( BOP System )
Komponen – komponen blow out prevention system terdiri dari :
    1. BOP Stack
Semburan liar ( Blow out ) adalah peristiwa mengalirnya fluida formasi dari dalam sumur secara tidak terkendali. Kejadian ini didahului dengan masuknya fluida formasi ke dalam lubang bor ( well kick ). Penyebab terjadinya well kick adalah karena tekanan didalam lubang bor ( hydrostatic pressure ) lebih kecil dari tekanan formasi, yang disebabkan oleh :
1.      Lubang bor tidak penuh
2.      Swabbing sewaktu trip
3.      Lumpur yang kurang berat
4.      Loss Circulation
Setiap kick pasti didahului oleh tanda – tanda di permukaan. Tanda – tanda kick adalah sebagai berikut :
1.      Drilling Break ( bertambahnya kecepatan pemboran secara mendadak )
2.      Bertambahnya kecepatan aliran lumpur
3.      Volume lumpur di dalam tanki bertambah
4.      Berat jenis lumpur turun
5.      Stroke pemompaan lumpur bertambah
6.      Tekanan sirkulasi lumpur turun
7.      Gas cut mud
Peralatan pencegah semburan liar ditempatkan pada kepala casing dibawah rotary table pada lantai bor. BOP stack ( peralatan dengan valve bertekanan tinggi yang didesain untuk menahan tekanan lubang bor bila terjadi kick ) meiputi :
1.      Annular Preventer

Ditempatkan paling atas dari susunan BOP stack. Berisi rubber packing element yang dapat menutup annulus baik lubang dalam keadaan kosong atau ada rangkaian bor. Semakin besar tekanan dari bawah semakin rapat menutupnya.

2.      Pipe Ram Preventer
Menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor berada pada lubang. Pipe ram preventer memiliki tiga jenis yang berbeda, yaitu :
a.       Pipe Ram ( menutup sumur jika ada pipa ukuran tertentu )
b.      Blind Ram ( menutup sumur jika tidak ada pipa didalamnya )
c.       Shear Ram ( menutup sumur apabila terjadi kick dengan memotong pipa yang ada di dalamnya )


3.      Drilling Spool
Terletak diantara preventers. Berfungsi sebagai tempat pemasangan choke line dan kill line.
4.      Blind Ram Preventer
5.      Casing Head
Merupakan alat tambahan pada bagian atas casing yang berfungsi sebagai pondasi BOP stack.
    1. Accumulator
Ditempatkan pada jarak sekitar seratus meter dari rig, bekerja pada BOP stack dengan ”high pressure hydraulis”. Pada saat terjadi kick, crew dapat dengan cepat menutup blow out preventer dengan menghidupkan kontrol pada accumulator atau remote pada panel yang terletak di lantai bor. Unit ini dijalankan pada saat crew sudah meninggalkan lantai bor.
    1. Supporting System
Selain kedua hal diatas, terdapat supporting system untuk blow out prevention system, yaitu :
1.      Choke Manifold

Bekerja pada BOP stack dengan “high pressure line” disebut “choke line”. Membantu menjaga back pressure dalam lubang bor untuk mencegah terjadinya intrusi fluida formasi.
2.      Kill Line
Bekerja dengan BOP stack, lumpur berat dipompakan melalui kill line kedalam lumpur bor sampai tekanan hidrostatik lumpur dapat mengimbangi formasi.
 
 
diposkan oleh petroengine.

Company man


Mr. From Thai, Razes, Mirza (kiri-kanan blkg)Jefry Taek
Siapa Company Man itu?

Company Man adalah orang yang mewakili perusahaan yang sedang beroperasi di
wilayah tertentu dan menjalankan tugas2nya untuk kepentingan2 perusahaan,
yang berkedudukan di lokasi drilling (di rig). Seorang Company Man bertugas
dan bertanggung jawab 24 jam sehari (7 hari seminggu) atas seluruh aktifitas
pengeboran di rig. Dalam aktifitas sehari2, Company Man bisa aja dibantu
oleh Junior Company Man atau drilling engineer dan juga oleh seorang
Drilling Logistic Coordinator (Materials Man).



Senin, 04 Juni 2012

PLUG CEMENTING

PLUG CEMENTING
Plug cementing adalah penempatan cement slurry ke dalam sumur dengan tujuan agar tercipta solid seal atau plug. Plug cementing biasa dilakukan untuk :
- Membuat base untuk kegiatan open hole
- Untuk mengatasi lost circulation selama drilling
- Untuk menutup sumur yang sudah tidak produktif ataupun dry hole
- Menutup zona yang sudah tidak produktif
- Untuk menutup zona air yang terletak di bawah zona minyak dengan tujuan untuk open hole completion.


Beberapa placement method yang sering digunakan dalam melakukan kegiatan plug cementing

Minggu, 03 Juni 2012

Sabtu, 02 Juni 2012

Fungsi Lumpur

Meskipun hingga saat ini sangat banyak diperoleh berbagai produk lumpur pemboran yang dikomersilkan untuk tujuan pemboran, namun penggunaannya memiliki maksud dan tujuan yang sama. Penggunaan lumpur pemboran adalah sebagai fluida yang berperan untuk mencapai keberhasilan suatu program pemboran. Sifat-sifat lumpur pemboran harus dapat memberikan keamanan dan laju pemboran. Penggunaan lumpur dikontrol oleh sifat-sifat yang sering dijumpai di lapangan yang akan menjadi obyek untuk proyek pemboran dengan pertimbangan tersedianya biaya yang akan dianggarkan untuk penggunaan dan perawatan lumpur. Dimana pengeluaran harus sesuai dengan perencanaan dan effisiensi jika dilakukan penggunaan lumpur dengan fungsi yang dibutuhkan. Dengan penilaian demikian dapat diperoleh faktor yang harus dicapai agar fungsi lumpur dapat berjalan secara optimal.
Walaupun semua lumpur memiliki tujuan yang sama, sifat-sifat lumpur sangat dipengaruhi oleh pertimbangan untuk memfasilitasi keperluan laju pemboran (rate), keamanan (safety) dan program penyelesaian suatu sumur. Fungsi lumpur pemboran itu sendiri meliputi :
  1. Mengangkat cutting ke permukaan,
  2. Mengontrol tekanan formasi,
  3. Menahan Dinding Lubang bor,
  4. Menahan Sebagian Berat Drillstring & Casing,
  5. Sebagai Tenaga Pengerak,
  6. Sebagai Media Informasi,
  7. Sebagai Media Logging,
  8. Menahan cutting selama sikulasi dihentikan,
  9. Mendinginkan dan melumasi bit dan drillstring.

Sifat Fisik Lumpur

Komposisi dan sifat–sifat lumpur bor sangat berpengaruh terhadap operasi pemboran, perencanaan casing, drilling rate dan komplesi. Misalnya pada daerah batuan lunak, pengontrolan sifat–sifat lumpur sangat diperlukan tetapi didaerah batuan–batuan keras sifat–sifat ini tidak terlalu kritis, sehingga air biasapun kadang–kadang dapat digunakan. Dengan ini dapat dikatakan bahwa sifat–sifat geologi suatu daerah menentukan pula jenis–jenis lumpur yang akan digunakan. Adapun sifat–sifat lumpur pemboran tersebut adalah : densitas, viscositas, gel strength, filtration loss dan mud cake, kandungan padatan, kandungan minyak dalam lumpur serta kandungan hidrogen.
1. Densitas
Densitas lumpur yang dipilih biasanya serendah mungkin untuk mencapai laju pemboran yang optimum tetapi bisa menahan tekanan formasi.  Selain itu densitas lumpur dijaga agar tidak melebihi  gradien rekah formasi, karena bisa menyebabkan hilangnya lumpur pada bagian formasi yang rekah. Densitas lumpur pemboran dinyatakan dalam berat fluida pemboran per satuan volume dan biasanya diukur menggunakan mud balance, dengan satuan ppg atau lb/ft3. Efek densitas lumpur terhadap laju pemboran terutama adalah adanya tekanan hidrostatik lumpur.
Dengan adanya tekanan hidrostatik ini akan timbul selisih tekanan antara tekanan hidrostatik dengan tekanan formasi.  Bila selisih tekanan ini besar, serbuk bor hasil pemboran akan sulit diangkat dari dasr lubang bor.  Keadaan ini disebut chip hold down effect.  Akibat dari keadaan ini, serbuk bor akan dibor ulang (regrinding/recutting) sehingga laju pemboran akan menurun.  Tekanan hidrostatik lumpur dapat dinyatakan sebagai :

Lumpur pemboran

 Pengantar 
Lumpur Pemboran (Drilling Fluid, Drilling Mud) merupakan salah satu sarana pentingdalam operasi pemboran sumur-sumur minyak dan gas bumi untuk mencapai target yangdirencaanakan. Ia berupa larutan (suspensi) berbagai bahan kimia dan mineral didalam air atau minyak dengan komposisi tertentu, sehingga nampak seperti lumpur dan karena itudiberi nama lumpur pemboran. Lumpur bor ini bekerja dengan jalan disirkulasikan meng-gunakan pompa lumpur (Mud Pump) yang kuat, masuk kedasar lubang melalui pipa bor dan naik kepermukaan melalui annulus (ruang antara pipa bor dan dinding sumur) sambilmembawa tahi bor (cuttings). Dipermukaan terdaapat tangki-tangki pengendap dan alat-alat pemisah (Solid Control Equipment) untuk memisahkan dan membersihkan lumpur dari cuttings, untuk kemudian disrkulasikan kembali kedalam lubang bor. Tekanan dari pompa oleh lumpur ditransformasikan menjadi energi hydraulik yang dipakai untuk men- jalankan fungsi fungsi external seperti mengankut cutting, membersihkan bit, memutar mud motor dalam pemboran berarah. Disamping itu lumpur juga memiliki potensi energiyang berasal dari bahan-bahan kimia dan mineral yang dikandungnya (potensi fisiko-kimia) untuk menjalankan fungsi internal seperti menigkatkan kekentalan, berat jenis(tekanan hydrostatis), enkapsulasi (mencegah disinegrasi), gel strength (mencegah pengendapan cutting) dsb.
1.     

Penyemenan sumur minyak dan gas bumi

Penyemenan pada sumur pemboran adalah suatu proses pencampuran (mixing) dan pendesakan (displacement) bubur semen (slurry) melalui casing sehingga mengalir ke atas melewati annulus di belakang casing sehingga casing terikat ke formasi . Pada umumnya penyemenan bertujuan untuk melekatkan casing pada dinding lubang bor, melindungi casing dari masalah-masalah mekanis sewaktu pemboran berlangsung (seperti torsi yang tinggi dan lain-lain), melindungi casing dari fluida formasi yang bersifat korosif dan untuk memisahkan zona yang lain di belakang casing. Penyemenan merupakan faktor yang paling penting dalam operasi pemboran sehingga dapat mereduksi kemungkinan-kemungkinan permasalahan secara mekanis sewaktu melakukan pemboran pada trayek selanjutnya.
Menurut alasan dan tujuannya,penyemenan dapat dibagi menjadi dua yaitu: Primary cementing (penyemenan utama) dan secondary cementing (penyemenan yang kedua atau perbaikan). Primary cementing adalah adalah proses penyemanan yang dilakukan pertama kali setelah casing di turunkan ke dalam lubang bor. Sedangkan secondary cementing adalah penyemenan yang dilakukan dikarenakan tidak sempurnanya penyemenan pertama (gagal).
Penyemenan sumur digolongkan menjadi dua bagian :

Alasan air sumur menjadi kuning dan solusi sederhananya.

By  Yefri Salomo . Mengambil water sample di Malir Camp-Pakistan Dalam memenuhi kebutuhan akan air saat ini sebagian masyarakat sudah menggu...