Senin, 04 Juni 2012

PLUG CEMENTING

PLUG CEMENTING
Plug cementing adalah penempatan cement slurry ke dalam sumur dengan tujuan agar tercipta solid seal atau plug. Plug cementing biasa dilakukan untuk :
- Membuat base untuk kegiatan open hole
- Untuk mengatasi lost circulation selama drilling
- Untuk menutup sumur yang sudah tidak produktif ataupun dry hole
- Menutup zona yang sudah tidak produktif
- Untuk menutup zona air yang terletak di bawah zona minyak dengan tujuan untuk open hole completion.


Beberapa placement method yang sering digunakan dalam melakukan kegiatan plug cementing

Minggu, 03 Juni 2012

Sabtu, 02 Juni 2012

Fungsi Lumpur

Meskipun hingga saat ini sangat banyak diperoleh berbagai produk lumpur pemboran yang dikomersilkan untuk tujuan pemboran, namun penggunaannya memiliki maksud dan tujuan yang sama. Penggunaan lumpur pemboran adalah sebagai fluida yang berperan untuk mencapai keberhasilan suatu program pemboran. Sifat-sifat lumpur pemboran harus dapat memberikan keamanan dan laju pemboran. Penggunaan lumpur dikontrol oleh sifat-sifat yang sering dijumpai di lapangan yang akan menjadi obyek untuk proyek pemboran dengan pertimbangan tersedianya biaya yang akan dianggarkan untuk penggunaan dan perawatan lumpur. Dimana pengeluaran harus sesuai dengan perencanaan dan effisiensi jika dilakukan penggunaan lumpur dengan fungsi yang dibutuhkan. Dengan penilaian demikian dapat diperoleh faktor yang harus dicapai agar fungsi lumpur dapat berjalan secara optimal.
Walaupun semua lumpur memiliki tujuan yang sama, sifat-sifat lumpur sangat dipengaruhi oleh pertimbangan untuk memfasilitasi keperluan laju pemboran (rate), keamanan (safety) dan program penyelesaian suatu sumur. Fungsi lumpur pemboran itu sendiri meliputi :
  1. Mengangkat cutting ke permukaan,
  2. Mengontrol tekanan formasi,
  3. Menahan Dinding Lubang bor,
  4. Menahan Sebagian Berat Drillstring & Casing,
  5. Sebagai Tenaga Pengerak,
  6. Sebagai Media Informasi,
  7. Sebagai Media Logging,
  8. Menahan cutting selama sikulasi dihentikan,
  9. Mendinginkan dan melumasi bit dan drillstring.

Sifat Fisik Lumpur

Komposisi dan sifat–sifat lumpur bor sangat berpengaruh terhadap operasi pemboran, perencanaan casing, drilling rate dan komplesi. Misalnya pada daerah batuan lunak, pengontrolan sifat–sifat lumpur sangat diperlukan tetapi didaerah batuan–batuan keras sifat–sifat ini tidak terlalu kritis, sehingga air biasapun kadang–kadang dapat digunakan. Dengan ini dapat dikatakan bahwa sifat–sifat geologi suatu daerah menentukan pula jenis–jenis lumpur yang akan digunakan. Adapun sifat–sifat lumpur pemboran tersebut adalah : densitas, viscositas, gel strength, filtration loss dan mud cake, kandungan padatan, kandungan minyak dalam lumpur serta kandungan hidrogen.
1. Densitas
Densitas lumpur yang dipilih biasanya serendah mungkin untuk mencapai laju pemboran yang optimum tetapi bisa menahan tekanan formasi.  Selain itu densitas lumpur dijaga agar tidak melebihi  gradien rekah formasi, karena bisa menyebabkan hilangnya lumpur pada bagian formasi yang rekah. Densitas lumpur pemboran dinyatakan dalam berat fluida pemboran per satuan volume dan biasanya diukur menggunakan mud balance, dengan satuan ppg atau lb/ft3. Efek densitas lumpur terhadap laju pemboran terutama adalah adanya tekanan hidrostatik lumpur.
Dengan adanya tekanan hidrostatik ini akan timbul selisih tekanan antara tekanan hidrostatik dengan tekanan formasi.  Bila selisih tekanan ini besar, serbuk bor hasil pemboran akan sulit diangkat dari dasr lubang bor.  Keadaan ini disebut chip hold down effect.  Akibat dari keadaan ini, serbuk bor akan dibor ulang (regrinding/recutting) sehingga laju pemboran akan menurun.  Tekanan hidrostatik lumpur dapat dinyatakan sebagai :

Lumpur pemboran

 Pengantar 
Lumpur Pemboran (Drilling Fluid, Drilling Mud) merupakan salah satu sarana pentingdalam operasi pemboran sumur-sumur minyak dan gas bumi untuk mencapai target yangdirencaanakan. Ia berupa larutan (suspensi) berbagai bahan kimia dan mineral didalam air atau minyak dengan komposisi tertentu, sehingga nampak seperti lumpur dan karena itudiberi nama lumpur pemboran. Lumpur bor ini bekerja dengan jalan disirkulasikan meng-gunakan pompa lumpur (Mud Pump) yang kuat, masuk kedasar lubang melalui pipa bor dan naik kepermukaan melalui annulus (ruang antara pipa bor dan dinding sumur) sambilmembawa tahi bor (cuttings). Dipermukaan terdaapat tangki-tangki pengendap dan alat-alat pemisah (Solid Control Equipment) untuk memisahkan dan membersihkan lumpur dari cuttings, untuk kemudian disrkulasikan kembali kedalam lubang bor. Tekanan dari pompa oleh lumpur ditransformasikan menjadi energi hydraulik yang dipakai untuk men- jalankan fungsi fungsi external seperti mengankut cutting, membersihkan bit, memutar mud motor dalam pemboran berarah. Disamping itu lumpur juga memiliki potensi energiyang berasal dari bahan-bahan kimia dan mineral yang dikandungnya (potensi fisiko-kimia) untuk menjalankan fungsi internal seperti menigkatkan kekentalan, berat jenis(tekanan hydrostatis), enkapsulasi (mencegah disinegrasi), gel strength (mencegah pengendapan cutting) dsb.
1.     

Penyemenan sumur minyak dan gas bumi

Penyemenan pada sumur pemboran adalah suatu proses pencampuran (mixing) dan pendesakan (displacement) bubur semen (slurry) melalui casing sehingga mengalir ke atas melewati annulus di belakang casing sehingga casing terikat ke formasi . Pada umumnya penyemenan bertujuan untuk melekatkan casing pada dinding lubang bor, melindungi casing dari masalah-masalah mekanis sewaktu pemboran berlangsung (seperti torsi yang tinggi dan lain-lain), melindungi casing dari fluida formasi yang bersifat korosif dan untuk memisahkan zona yang lain di belakang casing. Penyemenan merupakan faktor yang paling penting dalam operasi pemboran sehingga dapat mereduksi kemungkinan-kemungkinan permasalahan secara mekanis sewaktu melakukan pemboran pada trayek selanjutnya.
Menurut alasan dan tujuannya,penyemenan dapat dibagi menjadi dua yaitu: Primary cementing (penyemenan utama) dan secondary cementing (penyemenan yang kedua atau perbaikan). Primary cementing adalah adalah proses penyemanan yang dilakukan pertama kali setelah casing di turunkan ke dalam lubang bor. Sedangkan secondary cementing adalah penyemenan yang dilakukan dikarenakan tidak sempurnanya penyemenan pertama (gagal).
Penyemenan sumur digolongkan menjadi dua bagian :

Alasan air sumur menjadi kuning dan solusi sederhananya.

By  Yefri Salomo . Mengambil water sample di Malir Camp-Pakistan Dalam memenuhi kebutuhan akan air saat ini sebagian masyarakat sudah menggu...