Minggu, 17 Juni 2018

TELSTAR BELUM SEINDAH NAMANYA

TELSTAR BELUM SEINDAH NAMANYA

Tahun 2018, Fenomena piala dunia kini terdengar dimana-mana, dari perkotaan sampai desa-desa. Acara 4 tahunan ini membuat para penggembar menantikannya seperti menantikan seorang bayi yang akan dilahirkan seorang ibu, hari demi hari dihitung menurun, di iklan-iklan televisi mulai count down untuk menayankan pesta olahraga sepak bola terakbar ini. Tapi pernahkan anda bayangkan seandainya sebuah pesta sepak bola akbar ternyata rumputnya kurang bagus atau bolanya sering pecah? Kecewa kan?... ahhhh terasa seperti minum kopi pahit dicampur pahitnya masa lalu loe....!!!! :) peace!!!
Untuk itu persiapan dimana-mana dan dikemas begitu indah sehingga setiap insan penggemar dipelosok negeri pun ikut merasakannya. Tak terkecuali tuan rumah yang menggelontorkan dana miliaran hingga triliunan rupiah kalau dikonversi ke mata uang Indonesia untuk membangun infrastruktur olahraga, akomodasi dan lainnya. Media pun berupaya membayar mahal demi menghibur pemirsanya. Tidak hanya media namun berbagai perusahaan penjual jasa mulai menawarkan diri demi menyukseskan penyelengaraan pesta akbar ini. Salah satunya adalah Adidas yang memproduksi Telstar 18, Bola yang digunakan dalam ajang piala dunia ini.
Telstar memang sudah muncul di era sang legenda Brasil Pele, Gerd Muller dari Jerman Barat, mendiang Giachinto Faccheti dari Italia dan Bobby Moore dari Inggris. Namun Telstar 18 nampaknya sedikit berbeda dengan Telstar tahun 1970. Kemajuan teknologi turut mendukung Telstar 18 dimana  terdapat semacam chip NFC (Near Field Communication) sehingga memikat sensasi pemirsa yang menyaksikan lewat smart phone. Namun Telstart 18 belum seindah namanya dimana sering kurang angin atau kempis atau bahasa kerennya Bursting ketika ada sepakan yang keras dan membentur pemain atau benda lain. Pada pertandingan Perancis berhadapan dengan Australia terjadi dua kali. Pertama terjadi ketika center-back Australia Trent Sainsbury berebut bola dengan Lucas Fernandez. Kedua terjadi pada menit ke 34 pada saat Ousmane Dembele melakukan persiapan untuk corner kick dan ia mendapatkan bola tersebut kurang angin. Hal yang sama ketika Argentina vs Iceland dan sang mega bintang Argentina dan Barcelona meminta untuk mengganti bola saat hendak melakukan lemparan ke dalam.
Memang seperti pepatah “tak ada gading yang tak retak” begitupun Telstar. Upaya pengembangan terus dilakukan begitulah yang dikatakan oleh sang Designer Adidas – Roland Rommler.
Sempurna memang impian kita tapi kalau ada yang masih kurang, biarlah itu menjadi motivasi untuk terus berkembang. Yang sudah sukses janganlah menepuk dada tapi berteimakasih, Yang masih gagal jangan kau siram bara itu tapi biar terus membakar semangat itu. By Yefri Salomo.

Alasan air sumur menjadi kuning dan solusi sederhananya.

By  Yefri Salomo . Mengambil water sample di Malir Camp-Pakistan Dalam memenuhi kebutuhan akan air saat ini sebagian masyarakat sudah menggu...