Minggu, 12 Februari 2023

Dengan mengetahui Nilai TDS, dapatkah kita menentukan kelayakan air minum?

Survey Air di Masyarakat

Mengetahui fakta tentang kualitas air yang digunakan sehari-hari untuk diminum menjadi hal penting karena air merupakan salah satu sumber energi dan tanpa air tidak ada kehidupan. Selain itu, air turut berperan dalam metabolisme tubuh, dimana tubuh membutuhkan sumber mineral alami dari air tetapi tubuh pun akan menjadi sakit jika sumber air yang dikonsumsi terkontaminasi dengan zat-zat berbahaya atau terdapat unsur-unsur yang melebihi anjuran. 

Dengan demikian pemerintah maupun lembaga dunia yang peduli akan kesehatan manusia membuat aturan atau standar untuk air minum yang mana: 

- Indonesia terdapat pada Permenkes No. 492 Tahun 2010 tentang persyaratan air minum. 
- WHO dalam “Guidelines for Drinking-Water Quality: Fourth Edition Incorporating The First and Second Addenda” 
- Amerika diatur oleh EPA (the U.S. Environmental Protection Agency) dalam “Guideline Drinking water quality standards.” 

Menurut Permenkes no. 492 tahun 2010 tentang persyaratan air minum dibagi dalam beberapa dalam dua bagian yakni - Parameter wajib - Parameter tambahan. Salah satu parameter wajib namun tidak berhubungan langsung dengan kesehatan manusia adalah TDS atau total dissolved solid dengan batas maksimum dalam air minum 500 mg/l. Menurut Guideline for drinking water quality dari WHO
Menunjukan bahwa TDS kaitan eratnya dengan kelezatan air atau soal rasa air karena terkait dengan jumlah zat terlarut dalam air tersebut.
Selain itu, masih dari sumber yang sama mengatakan bahwa “tidak ada data yang andal tentang kemungkinan efek kesehatan yang terkait dengan konsumsi air dengan TDS tertentu. Namun, keberadaan TDS tingkat tinggi dalam air minum mungkin tidak dapat diterima oleh konsumen. 

Lalu apa itu TDS? TDS atau Total Dissolved Solid atau dalam Bahasa Indonesia Total Zat Pada Terlarut. Secara saintis dapat diartikan kandungan unsur kimia anorganic dan organic yang terlarut dalam air. Bahan kimia yang terlarut dengan volume tertentu dalam air ini sebagian berguna untuk tubuh manusia dan sebagian berbahaya bagi tubuh. Ion anorganik umum yang ditemukan dalam air seperti kalsium, natrium, magnesium, kalium, besi, timbal, arsenik dan karbonat, bikarbonat, nitrat, sulfat, dan klorida, dll sedangkan bahan organik terlarut dapat mencakup hidrokarbon, herbisida, pestisida, asam fulvat dan asam humat dan berbagai organik dari limbah industri. 

Peningkatan nilai TDS dapat terjadi karena berbagai alasan seperti mineral-mineral alami tertentu seperti yang sudah disebutkan sebelumnya terlarut dalam sumber air, penggunaan pestisida disekitar sumber air, pupuk dari limpasan pertanian atau industri dan karat, timbal dari pipa melalui air mana yang disalurkan. 

Lalu apakah nilai TDS yang tinggi atau lebih dari 500 mg/l atau ppm berbahaya dan yang nilai TDSnya dibawah 100 mg/l adalah yang lebih baik? 
Tentu saja tidak selalu benar. Nilai TDS yang tinggi atau rendah diakibatkan oleh berbagai factor seperti mineral dari formasi geologi sumber air tersebut, larutan dari pencemaran bahan kimia atau pupuk dan pestisida hasil pertanian yang mana perlu diuji terlebih dahulu untuk mengetahui lebih detail kandungannya. Contoh air dengan dengan TDS 150 PPM dimana terjadi dari larutan magnesium dan ion kalsium 150 PPM atau TDS 10 PPM tapi itu terjadi karena Cu 5 ppm dan Fe 5 ppm. Dari contoh ini menunjukan bahwa hanya sekedar mengetahui TDS saja tidak bisa menyimpulkan apakah air dari suatu sumber dikatakan layak untuk dikonsumsi atau tidak layak dikonsumsi. 

Lalu bagaimana dengan test TDS? TDS Meter atau analisis gravimetric dapat memberikan ukuran kuantitati jumlah total ion/padatan terlarut dalam air, tetapi tidak mengungkapkan zat terlarut atau hubungannya. Nilai TDS tersebut menggambarkan jumlah mineral penting dan bahan organic beracun yang terlarut dalam air. Hasil dari TDS meter tidak menunjukan apakah padatan tersebut bermanfaat atau berbahaya bagi tubuh. Jika pengukuran TDS saja tidak menjamin air minum itu aman atau tidak sehingga jauh lebih penting untuk memastikan tidak adanya bahan kimia berbahaya dalam air atau menjaganya sesuai standar kesehatan yang sudah ditentukan. 

Kesimpulan

- Kelayakan air minum ditentukan oleh beberapa parameter sesuai standard yang disepakati bersama baik dari Pemenkes No.492 Tahun 2010, atau Standard WHO atau standard EPA, 

- Pengukuran TDS dapat menjadi indicator untuk pengujian selanjutnya dan bukan penentu kelayakan air minum karena jika dengan kadar kecil tetapi yang terlarut adalah padatan organic yang berbahaya bagi tubuh maka akan berdampak buruk terhadap kesehatan. 

The finally: Jangan mendewakan TDS Meter tapi beli lagi alat test air lainnya untuk memastikan air lebih aman.

Contoh sebagian alat test kualitas air.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan air sumur menjadi kuning dan solusi sederhananya.

By  Yefri Salomo . Mengambil water sample di Malir Camp-Pakistan Dalam memenuhi kebutuhan akan air saat ini sebagian masyarakat sudah menggu...