Meskipun hingga saat ini sangat banyak diperoleh berbagai produk
lumpur pemboran yang dikomersilkan untuk tujuan pemboran, namun
penggunaannya memiliki maksud dan tujuan yang sama. Penggunaan lumpur
pemboran adalah sebagai fluida yang berperan untuk mencapai keberhasilan
suatu program pemboran. Sifat-sifat lumpur pemboran harus dapat
memberikan keamanan dan laju pemboran. Penggunaan lumpur dikontrol oleh
sifat-sifat yang sering dijumpai di lapangan yang akan menjadi obyek
untuk proyek pemboran dengan pertimbangan tersedianya biaya yang akan
dianggarkan untuk penggunaan dan perawatan lumpur. Dimana pengeluaran
harus sesuai dengan perencanaan dan effisiensi jika dilakukan penggunaan
lumpur dengan fungsi yang dibutuhkan. Dengan penilaian demikian dapat
diperoleh faktor yang harus dicapai agar fungsi lumpur dapat berjalan
secara optimal.
Walaupun semua lumpur memiliki tujuan yang sama, sifat-sifat lumpur
sangat dipengaruhi oleh pertimbangan untuk memfasilitasi keperluan laju
pemboran (rate), keamanan (safety) dan program penyelesaian suatu sumur.
Fungsi lumpur pemboran itu sendiri meliputi :
- Mengangkat cutting ke permukaan,
- Mengontrol tekanan formasi,
- Menahan Dinding Lubang bor,
- Menahan Sebagian Berat Drillstring & Casing,
- Sebagai Tenaga Pengerak,
- Sebagai Media Informasi,
- Sebagai Media Logging,
- Menahan cutting selama sikulasi dihentikan,
- Mendinginkan dan melumasi bit dan drillstring.
Diharapkan semua fungsi lumpur diatas dapat berjalan sesuai dengan
kondisi formasi yang akan dibor, karena program pemboran dikatakan
berhasil jika fungsi lumpur bisa memberikan hasil optimum dan dapat
mengatasi segala kendala selama proses pemboran dengan biaya yang
seekonomis mungkin.
1. Mengangkat cutting ke permukaan
Cutting dari hasil pengikisan formasi yang digerus harus segera
diangkat ke permukaan, hal ini untuk menghindari terjadinya penggerusan
dua kali yang dapat mengurangi efisiensi dari Rate of Penetration (ROP).
Kapasitas pengangkatan serbuk bor tergantung dari beberapa factor,
antara lain: kecepatan aliran di annulus, viskositas plastic, yield
point lumpur pemboran dan slip velocity dari serbuk bor yang dihasilkan.
Secara umum, resultan kecepatan (atau kecepatan pengangkatan) serbuk
bor adalah perbedaan antara kecepatan di annulus (Vr), dan slip velocity
(Vs). Dengan menggunakan power-law model, slip velocity serbuk bordapat
dihitung dengan persamaan :

Dimana : (Dp = diameter partikel,(in), ρ
p= densitas
partikel,(lb/gal), ρm = densitas lumpur, (lb/gal), μe= viskositas lumpur
efektif). Effisiensi pengangkatan cutting yang merupakan fungsi lumpur
dalam mengangkat cutting ke permukaan tergantung pada beberapa faktor,
faktor yang mempengaruhi adalah sebagai berikut:
Densitas lumpur pemboran.
Penambahan densitas lumpur akan menaikkan gaya buoyance acting,
dimana setiap partikel-partikel lumpur mempunyai arah yang berlawanan
dengan gaya gravitasi. Sehingga kapasitas angkat lumpur akan terbantu
mendorong dan membawa cutting ke permukaan oleh gaya apung.
Viskositas dan gel strength.
Sejumlah lumpur yang mempunyai viskositas dan gel strength rendah
akan memberikan kenaikkan persen partikel pada annular velocity dan
waktu sirkulasi yang sama, karena pada percobaan yang dilakukan oleh
Bruce dan William pada lumpur dengan viskositas dan gel strength rendah,
yang hanya mempunyai kapasitas pengangkatan kecil (partikel-partikelnya
tidak terikat dengan kuat dan berukuran medium), hanya mampu membawa
cutting yang relatif kecil jika dibandingkan dengan viskositas dan gel
strength yang besar.
Distribusi kecepatan di annulus.
Kapasitas mengangkat cutting yang besar dapat dicapai dengan aliran
turbulent daripada aliran laminar untuk lumpur yang memiliki viskositas
rendah. Hal ini disebabkan karena efek turbulensi lumpur yang cenderung
meminimalisasi cutting yang terselip di ruang dekat pipa atau dinding
lubang sumur dengan gerakan aliran bergelombangnya dan ditransportasikan
ke permukaan.
Efek torsi terhadap kapasitas lumpur pengangkat.
Rotasi drillpipe selama pemboran berpengaruh terhadap kapasitas
pengangkatan lumpur yang memiliki aliran laminar maupun turbulent.
Rotasi drillpipe berkaitan dengan tenaga putar aliran viscous, yang mana
dapat menjadi panghalang terhadap pengangkatan cutting. Efek torsi
(tenaga putar) akan menyebabkan partikel yang tipis untuk cenderung
berputar berbalik turun ke bawah akibat variasi velocity lumpur.
Dimensi partikel.
Desain bit menentukan ukuran dan bentuk cutting yang akan dihasilkan.
Besarnya fisik cutting akan sangat berpengaruh terhadap kapasitas
pangangkatan oleh lumpur. Partikel yang memiliki katebalan diameter yang
besar cenderung sulit diangkat dari wellbore, karena partikel tersebut
akan kembali turun ke dasar sumur dengan berat yang relatif besar akibat
gaya gravitasi.
2. Mengontrol Tekanan Formasi

Untuk
keselamatan pemboran, tekanan formasi yang tinggi juga harus diimbangi
dengan tekanan hidrosatik lumpur yang tinggi, sehingga tekanan
hidrostatik lumpur lebih besar dari tekanan formasi. Secara efektif
perbedaan antara tekanan hidrostatik lumpur dengan tekanan formasi
(overbalance pressure) harus sama dengan nol, tetapi dalam praktek
harganya sekitar 100-200 psi. Untuk mengontrol tekanan formasi tersebut
dilakukan dengan mengatur berat (densitas) lumpur. Mengetahui tekanan
formasi sangatlah penting untuk menghindari terjadinya kick atau loss
circulation. Tekanan fluida formasi umumnya adalah sekitar 0.465 psi/ft
kedalaman.Pada tekanan yang normal, air dan padatan lumpur pemboran
telah cukup untuk menahan tekanan formasi ini.Untuk tekanan yang lebih
kecil dari normal (subnormal pressure), density lumpur harus diperkecil
agar lumpur tidak hilang ke formasi.Sebaliknya untuk tekanan yang lebih
besar dari normal (abnormal pressure) maka barite kadang-kadang perlu
ditambahkan untuk memperberat lumpur.
3. Menahan Dinding Lubang Bor Agar Tidak Runtuh Sebelum Dipasang Casing

Tekanan
hidrostatik yang diberikan lumpur terhadap dinding lubang akan menahan
dinding lubang supaya tidak runtuh selama casing belum dipasang. Pada
dinding lubang terbentuk lapisan padatan yang menempel didinding lubang
seperti halnya plester dinding rumah anda ini disebut denganmud
cakeyangjuga akan menahan dinding lubang supaya tidak runtuh. Mud cake
yg terlalu tebal akan mengakibatkan penyempitan lubang yang pada
akhirnya dapat menjepit drill string. Selain itu perlindungan formasi
produktif juga sangat penting. Dengan mengontrol sifat-sifat lumpur,
dampak negative yang disebabkan hilangnya cairan (filtrate) dapat
diatasi dengan membuat mud cake pada dinding lubang bor. Mud cake
dikehendaki yang tipis karena dengan demikian lubang bor tidak terlalu
sempit dan cairan (filtrate) tidak banyak yang hilang. Oleh karena itu,
pengendapan mud cake pada dinding bor dapat mengijinkan operasi pemboran
dan tidak menyebabkan kerusakan formasi produktif.
4. Menahan Sebagian Berat Drill String
Menurut Hukum Archemedes : Apabila suatu benda dimasukkan ke dalam
suatu cairan, akan berkurang beratnya sebesar berat cairan yang
dipisahkannya. Gaya bouyancy lumpur bor dapat menahan sebagian berat
drill string dan casing. Faktor bouyancy sebanding dengan densitas
lumpur displacement dengan densitas baja pada rangkaian pipa bor. Oleh
karena itu penambahan densitas lumpur menyebabkan penambahan gaya
bouyancy.
5. Sebagai Tenaga Pengerak (berlaku pada pemboran directional)

Down
hole motor merupakan alat pembelok lubang yang umum digunakan saat ini
pada directional drilling. Sebuah motor dipasang di atas bit, disambung
dengan bent sub, non magnetic drill collar, steel drill collar, dan
selanjutnya dirangkai sampaikepermukaan dengan drill pipe.Diwaktu
membelokkan lubang rangkaian pemboran tidak berputar, kecuali rotary bit
sub dan bit. Motor digerakkan oleh dorongan atau tekanan yang diberikan
lumpur. Rotor adalah batang yang berbentuk spiral yang dapat berputar.
Dorongan lumpur akan membuat rotor berputar. Bagian yang diam di dalam
motor disebut dengan stator.Rotor berhubungan dengan rotary bit sub.
Sehingga bila rotor berputar, rotary bit sub akan berputar. Bit
Berhubungan dengan rotary bit sub, sehingga bit akan berputar.
6. Sebagai Media Informasi

Dalam
pemboran lumpur kadang-kadang dianalisa untuk diketahui apakah
mengandung hidrokarbon atau tidak (mud log).Selain itu dilakukan pula
sample log, yaitu analisa daripada cutting yang naik ke permukaan
bersama lumpur, untuk menentukan jenis formasi yang dibor gambar. Selain
itu lumpur juga memberikan informasi kepada drilling personel bahwa
(sumur mengalami well kick, sumur mengalami mud loss). Saat terjadi well
kick, permukaanlumpur di dalam tangki naik. Fluida formasi mendorong
lumpur ke permukaan, dan lumpur masuk ke dalam tangki, sehingga
permukaanlumpur di dalam tangki naik. Peristiwa ini disebut dengan mud
gain.
7. Sebagai Media Logging

Pada
penentuan ada tidaknya minyak atau gas serta juga zona-zona air dan
juga untuk korelasi dan maksud-maksud lain, diadakan logging dimana
dalam pemakaian alat-alat logging tersebut membutuhkan media penghantar
arus listrik di dalam lubang bor, dalam hal ini lumpur pemboran
berfungsi sebagai media penghantar listrik tersebut. Logging listrik
yang dimaksud adalah resistivity log dan conductivity log. Transmitter
melepaskan arus listrik, arus listrik dihantarkan oleh lumpur ke dalam
formasi di belakang dinding lubang, Selanjutnya kembali ke receiver yang
dihantarkan oleh lumpur.
8. Menahan Cutting Saat Sirkulasi Dihentikan

Sewaktu
dilakukan round trip sirkulasi lumpur dihentikan, dalam hal ini lumpur
harus menahan cutting agar tidak jatuh mengendap di dasr lubang bor,
sekaligus dipertimbangkan agar lumpur itu sendiri tidak memadat, karena
bila lumpur sampai memadat bersama-sama cutting akan menjepit bit dan
rangkaian pipa bor, bila rangkaian pipa bor tidak kuat maka akan terjadi
patah alat/rangkaian pipa bor. Selain itu akan memperberat kerja pompa
untuk memulai sirkulasi kembali. Oleh karena itu lumpur yang digunakan
harus mempunyai gel strength yang sesuai dengan partikel-partikel
cutting, sehingga tidak akan menimbulkan kesulitan dalam pemboran dan
laju pemboran akan tetap dapat dipertahankan keoptimumannya. Kemampuan
lumpur untuk menahan cutting sangat tergantung dari gel strength lumpur
itu sendiri, makin tinggi harga gel strength-nya, lumpur makin baik
menahan cutting.
9. Mendinginkan dan Melumasi Pahat (Bit)

Pada
waktu membor, bit dan rangkaian pipa bor bergesekan dengan formasi
sehingga menimbulkan panas. Selain panas yang ditimbulkan akibat gesekan
juga panas berasal dari formasi itu sendiri, dimana semakin dalam
formasi yang dibor semakin tinggi temperatur. Dengan adanya lumpur
pemboran, maka panas tersebut dapat ditransfer keluar dari lubang bor.
Lumpur pemboran dapat membantu mendinginkan drillstring dan menyerap
panas dan melepaskannya, melalui proses konveksi dan radiasi, pada udara
di sekitar mud pit. Lumpur pemboran juga dapat melumasi bit dan
drillstring dengan menurunkan friksi drillstring dan bit dengan formasi
yang ditembus. Untuk mendapatkan pelumasan yang lebih baik pada umumnya
dapat ditambahkan sedikit minyak ke dalam lumpur.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa dari semua fungsi
diatas bertujuan agar lumpur harus mampu mengontrol adanya problem
stabilitas yang disebabkan oleh fenomena geologi, seperti zona rekahan,
hidrasi clay dan tekanan tinggi, sehingga lubang bor diharapkan tetap
TERBUKA dan proses pemboran dapat berjalan lanjut.
diposkan oleh http://drillifi.com/?cat=21,... http://drillifi.com/?author=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar