Jumat, 29 Juni 2012
Minggu, 10 Juni 2012
Senin, 04 Juni 2012
PLUG CEMENTING
Plug cementing adalah penempatan cement slurry ke dalam sumur dengan
tujuan agar tercipta solid seal atau plug. Plug cementing biasa
dilakukan untuk :
- Membuat base untuk kegiatan open hole
- Untuk mengatasi lost circulation selama drilling
- Untuk menutup sumur yang sudah tidak produktif ataupun dry hole
- Menutup zona yang sudah tidak produktif
- Untuk menutup zona air yang terletak di bawah zona minyak dengan tujuan untuk open hole completion.
Beberapa placement method yang sering digunakan dalam melakukan kegiatan plug cementing
Minggu, 03 Juni 2012
Kerja Praktek
Sabtu, 02 Juni 2012
Fungsi Lumpur
Meskipun hingga saat ini sangat banyak diperoleh berbagai produk
lumpur pemboran yang dikomersilkan untuk tujuan pemboran, namun
penggunaannya memiliki maksud dan tujuan yang sama. Penggunaan lumpur
pemboran adalah sebagai fluida yang berperan untuk mencapai keberhasilan
suatu program pemboran. Sifat-sifat lumpur pemboran harus dapat
memberikan keamanan dan laju pemboran. Penggunaan lumpur dikontrol oleh
sifat-sifat yang sering dijumpai di lapangan yang akan menjadi obyek
untuk proyek pemboran dengan pertimbangan tersedianya biaya yang akan
dianggarkan untuk penggunaan dan perawatan lumpur. Dimana pengeluaran
harus sesuai dengan perencanaan dan effisiensi jika dilakukan penggunaan
lumpur dengan fungsi yang dibutuhkan. Dengan penilaian demikian dapat
diperoleh faktor yang harus dicapai agar fungsi lumpur dapat berjalan
secara optimal.
Walaupun semua lumpur memiliki tujuan yang sama, sifat-sifat lumpur sangat dipengaruhi oleh pertimbangan untuk memfasilitasi keperluan laju pemboran (rate), keamanan (safety) dan program penyelesaian suatu sumur. Fungsi lumpur pemboran itu sendiri meliputi :
Walaupun semua lumpur memiliki tujuan yang sama, sifat-sifat lumpur sangat dipengaruhi oleh pertimbangan untuk memfasilitasi keperluan laju pemboran (rate), keamanan (safety) dan program penyelesaian suatu sumur. Fungsi lumpur pemboran itu sendiri meliputi :
- Mengangkat cutting ke permukaan,
- Mengontrol tekanan formasi,
- Menahan Dinding Lubang bor,
- Menahan Sebagian Berat Drillstring & Casing,
- Sebagai Tenaga Pengerak,
- Sebagai Media Informasi,
- Sebagai Media Logging,
- Menahan cutting selama sikulasi dihentikan,
- Mendinginkan dan melumasi bit dan drillstring.
Sifat Fisik Lumpur
Komposisi dan sifat–sifat lumpur bor sangat berpengaruh terhadap operasi pemboran, perencanaan casing, drilling rate dan komplesi. Misalnya pada daerah batuan lunak, pengontrolan sifat–sifat lumpur sangat diperlukan tetapi didaerah batuan–batuan keras sifat–sifat ini tidak terlalu kritis, sehingga air biasapun kadang–kadang dapat digunakan. Dengan ini dapat dikatakan bahwa sifat–sifat geologi suatu daerah menentukan pula jenis–jenis lumpur yang akan digunakan. Adapun sifat–sifat lumpur pemboran tersebut adalah : densitas, viscositas, gel strength, filtration loss dan mud cake, kandungan padatan, kandungan minyak dalam lumpur serta kandungan hidrogen.
Dengan adanya tekanan hidrostatik ini akan timbul selisih tekanan antara tekanan hidrostatik dengan tekanan formasi. Bila selisih tekanan ini besar, serbuk bor hasil pemboran akan sulit diangkat dari dasr lubang bor. Keadaan ini disebut chip hold down effect. Akibat dari keadaan ini, serbuk bor akan dibor ulang (regrinding/recutting) sehingga laju pemboran akan menurun. Tekanan hidrostatik lumpur dapat dinyatakan sebagai :
1. DensitasDensitas lumpur yang dipilih biasanya serendah mungkin untuk mencapai laju pemboran yang optimum tetapi bisa menahan tekanan formasi. Selain itu densitas lumpur dijaga agar tidak melebihi gradien rekah formasi, karena bisa menyebabkan hilangnya lumpur pada bagian formasi yang rekah. Densitas lumpur pemboran dinyatakan dalam berat fluida pemboran per satuan volume dan biasanya diukur menggunakan mud balance, dengan satuan ppg atau lb/ft3. Efek densitas lumpur terhadap laju pemboran terutama adalah adanya tekanan hidrostatik lumpur.
Dengan adanya tekanan hidrostatik ini akan timbul selisih tekanan antara tekanan hidrostatik dengan tekanan formasi. Bila selisih tekanan ini besar, serbuk bor hasil pemboran akan sulit diangkat dari dasr lubang bor. Keadaan ini disebut chip hold down effect. Akibat dari keadaan ini, serbuk bor akan dibor ulang (regrinding/recutting) sehingga laju pemboran akan menurun. Tekanan hidrostatik lumpur dapat dinyatakan sebagai :
Lumpur pemboran
Pengantar
Lumpur Pemboran
(Drilling Fluid, Drilling Mud) merupakan salah satu sarana pentingdalam
operasi pemboran sumur-sumur minyak dan gas bumi untuk mencapai target
yangdirencaanakan. Ia berupa larutan (suspensi) berbagai bahan kimia dan
mineral didalam air atau minyak dengan
komposisi tertentu, sehingga nampak seperti lumpur dan karena itudiberi
nama lumpur pemboran. Lumpur bor ini bekerja dengan jalan disirkulasikan
meng-gunakan pompa lumpur (Mud Pump) yang kuat, masuk kedasar lubang melalui
pipa bor dan naik kepermukaan melalui annulus (ruang antara pipa bor dan
dinding sumur) sambilmembawa tahi bor (cuttings). Dipermukaan terdaapat
tangki-tangki pengendap dan alat-alat
pemisah (Solid Control Equipment) untuk memisahkan dan membersihkan
lumpur dari cuttings, untuk kemudian disrkulasikan kembali kedalam lubang
bor. Tekanan dari pompa oleh lumpur ditransformasikan menjadi
energi hydraulik yang dipakai untuk men- jalankan
fungsi fungsi external seperti mengankut cutting, membersihkan bit,
memutar mud motor dalam pemboran berarah. Disamping itu lumpur juga
memiliki potensi energiyang berasal dari
bahan-bahan kimia dan mineral yang dikandungnya (potensi fisiko-kimia) untuk
menjalankan fungsi internal seperti menigkatkan kekentalan, berat jenis(tekanan hydrostatis), enkapsulasi (mencegah
disinegrasi), gel strength (mencegah pengendapan cutting) dsb.
1.
Penyemenan sumur minyak dan gas bumi
Penyemenan pada sumur pemboran
adalah suatu proses pencampuran (mixing) dan pendesakan (displacement)
bubur semen (slurry) melalui casing sehingga mengalir ke atas melewati annulus
di belakang casing sehingga casing terikat ke formasi . Pada umumnya penyemenan
bertujuan untuk melekatkan casing pada dinding lubang bor, melindungi casing
dari masalah-masalah mekanis sewaktu pemboran berlangsung (seperti torsi yang
tinggi dan lain-lain), melindungi casing dari fluida formasi yang bersifat
korosif dan untuk memisahkan zona yang lain di belakang casing. Penyemenan
merupakan faktor yang paling penting dalam operasi pemboran sehingga dapat
mereduksi kemungkinan-kemungkinan permasalahan secara mekanis sewaktu melakukan
pemboran pada trayek selanjutnya.
Menurut alasan dan
tujuannya,penyemenan dapat dibagi menjadi dua yaitu: Primary cementing
(penyemenan utama) dan secondary cementing (penyemenan yang kedua atau
perbaikan). Primary cementing adalah adalah proses penyemanan yang
dilakukan pertama kali setelah casing di turunkan ke dalam lubang bor.
Sedangkan secondary cementing adalah penyemenan yang dilakukan
dikarenakan tidak sempurnanya penyemenan pertama (gagal).
Penyemenan sumur digolongkan
menjadi dua bagian :
Langganan:
Postingan (Atom)
The Power of Curiosity and Non-Judgmental Mindset in Personal Growth
The Power of Curiosity and Non-Judgmental Mindset in Personal Growth Curiosity and a non-judgmental mindset are two powerful traits that c...
-
Mr. From Thai, Razes, Mirza (kiri-kanan blkg) Jefry Taek Siapa Company Man itu? Company Man adalah orang yang mewakili perusaha...
-
Sifat Fisik Lumpur Komposisi dan sifat–sifat lumpur bor sangat berpengaruh terhadap operasi pemboran, perencanaan casing, drilling...