TELSTAR BELUM SEINDAH NAMANYA
Tahun
2018, Fenomena piala dunia kini terdengar dimana-mana, dari perkotaan sampai
desa-desa. Acara 4 tahunan ini membuat para penggembar menantikannya seperti
menantikan seorang bayi yang akan dilahirkan seorang ibu, hari demi hari
dihitung menurun, di iklan-iklan televisi mulai count down untuk
menayankan pesta olahraga sepak bola terakbar ini. Tapi pernahkan anda
bayangkan seandainya sebuah pesta sepak bola akbar ternyata rumputnya kurang
bagus atau bolanya sering pecah? Kecewa kan?... ahhhh terasa seperti minum kopi
pahit dicampur pahitnya masa lalu loe....!!!! :) peace!!!
Untuk
itu persiapan dimana-mana dan dikemas begitu indah sehingga setiap insan
penggemar dipelosok negeri pun ikut merasakannya. Tak terkecuali tuan rumah
yang menggelontorkan dana miliaran hingga triliunan rupiah kalau dikonversi ke
mata uang Indonesia untuk membangun infrastruktur olahraga, akomodasi dan
lainnya. Media pun berupaya membayar mahal demi menghibur pemirsanya. Tidak hanya
media namun berbagai perusahaan penjual jasa mulai menawarkan diri demi
menyukseskan penyelengaraan pesta akbar ini. Salah satunya adalah Adidas yang
memproduksi Telstar 18, Bola yang digunakan dalam ajang piala dunia ini.
Telstar
memang sudah muncul di era sang legenda Brasil Pele, Gerd Muller dari Jerman
Barat, mendiang Giachinto Faccheti dari Italia dan Bobby Moore dari Inggris. Namun
Telstar 18 nampaknya sedikit berbeda dengan Telstar tahun 1970. Kemajuan teknologi
turut mendukung Telstar 18 dimana
terdapat semacam chip NFC (Near Field Communication) sehingga memikat
sensasi pemirsa yang menyaksikan lewat smart phone. Namun Telstart 18 belum
seindah namanya dimana sering kurang angin atau kempis atau bahasa kerennya Bursting ketika ada sepakan yang keras
dan membentur pemain atau benda lain. Pada pertandingan Perancis berhadapan
dengan Australia terjadi dua kali. Pertama terjadi ketika center-back Australia
Trent Sainsbury berebut bola dengan Lucas Fernandez. Kedua terjadi pada menit
ke 34 pada saat Ousmane Dembele melakukan persiapan untuk corner kick dan ia
mendapatkan bola tersebut kurang angin. Hal yang sama ketika Argentina vs
Iceland dan sang mega bintang Argentina dan Barcelona meminta untuk mengganti
bola saat hendak melakukan lemparan ke dalam.
Memang
seperti pepatah “tak ada gading yang tak retak” begitupun Telstar. Upaya
pengembangan terus dilakukan begitulah yang dikatakan oleh sang Designer Adidas
– Roland Rommler.
Sempurna
memang impian kita tapi kalau ada yang masih kurang, biarlah itu menjadi
motivasi untuk terus berkembang. Yang sudah sukses janganlah menepuk dada tapi
berteimakasih, Yang masih gagal jangan kau siram bara itu tapi biar terus membakar
semangat itu. By Yefri Salomo.